Cara Berternak Kacer Poci dengan mudah
Cara beternak kacer poci dengan mudah
1. Pemilihan Indukan
Memilih pasangan indukan Kacer perlu pengamatan yang cermat,
karena ada beberapa ekor Kacer yang sulit dijodohkan. Untuk Kacer betina
sebaiknya dipilih minimal berumur enam bulan, sedangkan yang jantan minimal
satu tahun. Untuk Kacer betina sebaiknya dipilih yang agak jinak namun
mempunyai sifat fighter yang cukup tinggi.
Pemilihan indukan betina yang jinak ini
dimaksudkan agar tidak mengganggu proses pengeraman. Kacer betina yang dipilih
juga sebaiknya merupakan hasil penangkaran atau yang pernah dipelihara sejak
piyik. Pemilihan jantan tidaklah terlalu sulit apalagi kalau jantan tersebut
merupakan burung tangkapan dari alam, karena jika jantan tersebut merupakan
peliharaan dari piyik atau hasil penangkaran, sebaiknya sang jantan mulai
dijodohkan dengan betinanya sejak masih kecil, hal tersebut dilakukan untuk
mempermudah proses penjodohan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah faktor kesehatan
agar proses kawin tidak mengalami hambatan, sedangkan faktor cacat tubuh pada
Kacer tidak menjadi masalah serius, yang penting tidak mengganggu pada saat
proses reproduksi.
Selain hal tersebut di atas, kita juga bisa merujuk pada
standar pemilihan Kacer untuk lomba, seperti postur tubuh, bentuk kepala,
bentuk paruh dsb. Jadi burung Kacer yang pernah jadi jawara mempunyai potensi
yang cukup baik untuk ditangkarkan, sehingga diharapkan akan lahir anakan Kacer
yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.
2. Proses Penjodohan
Proses penjodohan bisa dilakukan langsung di kandang besar,
atau dengan pengenalan terlebih dahulu selama sekitar 7-10 hari, namun hal ini
bukan menjadi patokan yang baku. Pada kasus yang lain proses pengenalan bisa
sampai dua bulan.
Proses pengenalan bisa dengan cara menggantang sangkar
indukan saling berdekatan. Setelah kira-kira saling tertarik bisa sama-sama
dilepas di kandang besar, namun biasanya sang betina dimasukkan ke kandang
besar (penangkaran) terlebih dahulu dan sang jantan ditaruh di kandang besar
tapi masih dalam sangkar hariannya, baru kemudian selang beberapa hari sang
jantan bisa sama-sama dilepas dalam kandang besar. https://youtu.be/e8yrEr9U3tQ
Beberapa penangkar sering merasa kesulitan dalam proses
penjodohan ini, seringkali salah satu induknya mati, pada umumnya terjadi pada
induk betina karena diserang oleh pasangannya, namun hal ini bisa dihindari
jika kita sering melakukan pengontrolan terhadap pasangan indukan Kacer kita.
Hal ini terjadi karena salah satunya lebih tinggi birahinya, atau sifat
fighternya.
Beberapa solusi yang biasa dipakai adalah dengan menurunkan porsi
EF bagi Kacer yang terlalu birahi atau menambah porsi EF bagi Kacer yang kurang
birahi, intinya adalah berusaha menyamakan kadar birahi Kacer sehingga akan
seimbang. Jika hal tersebut tidak memecahkan masalah dan salah satu induk masih
lebih ganas dibanding yang lain, sebaiknya segera dicarikan pasangan yang
seimbang.
3. Kandang dan Sarang
Kandang yang digunakan untuk menangkarkan Kacer sebaiknya
bentuk tertutup yang terbuat dari kombinasi tembok tanpa plester di bagian
kiri, kanan dan belakang, rangka kayu serta bagian atas dan depannya
menggunakan ram kawat, bagian atas bisa dibuatkan atap dari asbes. Dinding bata
yang tanpa plester/pelur ini dimaksudkan agar kondisi kelembapan dan suhu udara
lebih stabil. Ukuran yang digunakan cukup variatif mulai dari ukuran panjang
100 cm sampai 200 cm. Lebar mulai ukuran 90 cm sampai 150 cm. Tinggi mulai
ukuran 170 cm sampai 200 cm. Kandang bisa dibuat di dalam maupun di luar
ruangan. Untuk kandang yang diletakkan/dibuat di dalam ruangan perlu
diperhatikan faktor cahaya dan sirkulasi udara. Pintu kandang bisa dibuat dua
buah, satu pintu kecil berukuran lebar 15 cm dan tinggi 15 cm untuk mengontrol
makanan dan air minum dan satu pintu besar berukuran lebar 40 cm dan tinggi 70
cm sebagai akses ke luar-masuk pemilik kandang untuk melakukan pengontrolan.
Kotak/tempat sarang bisa terbuat dari kotak kayu, ukurannya
variatif misalnya dengan ukuran panjang 15 cm, lebar 15 cm dan tinggi 15 cm.
Selain dari kotak kayu, sarang juga bisa dibuat dari potongan batang pohon
kering yang diberi lubang dengan diameter 10 –
12 cm, dengan kedalaman sekitar 10 –
15 cm dengan dipotong sebelah sisinya agar memudahkan dalam pengontrolan.
Tempat sarang bisa diletakkan di mana saja, namun berdasarkan pengalaman lebih
bagus kalau sarang diletakkan di sudut belakang atau depan sebelah atas, karena lokasi
tersebut membuat Kacer relatif lebih tenang saat mengerami telurnya.
Didalam kandang juga sebaiknya diletakkan/dibuatkan tempat
mandi bagi Kacer Bahan sarang bisa dari bahan yang kering seperti tangkai daun
lamtoro, tangkai daun sengon, sabut kelapa, ijuk pohon aren atau daun cemara.
Sebagian bahan sarang disebar di dasar kandang, sebagian lagi di taruh di
tempat sarang, jika semua bahan ditaruh di tempat sarang, biasanya Kacer enggan
untuk bertelur di sarang. Sekedar tips, untuk memudahkan dalam proses pembuatan
sarang, bisa dibuatkan dua tempat sarang, dengan lokasi yang berbeda, jika
nanti Kacer sudah menentukan pilihannya, sarang yang tidak dipergunakan bisa
dilepas.
Setelah kawin dan membuat sarang, Kacer akan bertelur
sebanyak kira-kira 3 butir dan proses pengeraman membutuhkan waktu 14 hari (dua
minggu). Pengeraman ini dilakukan oleh sang betina.
selamat mencoba dan menjadi berkah kita semua.
Comments
Post a Comment